Target Residu 0% di Tahun 2027
Mataram – Dengan berdirinya Tempat Pembuangan sampah Terpadu (TPST) Sandubaya, Kota Mataram, sebuah fasilitas yang dirancang untuk pengelolaan sampah secara terpadu, mulai dari pengumpulan, pemilahan, hingga pengolahan sampah, yang berfungsi untuk mendukung pengurangan sampah yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), serta memaksimalkan pemanfaatan kembali bahan-bahan yang bisa didaur ulang atau diolah menjadi produk yang bernilai, diharapkan Kota Mataram bisa menekan residu akhir yang dikirim ke TPA Kebon Kongok. Hal tersebut diungkapkan Pjs Wali Kota Mataram, Tri Budiprayitno, pada Senin (14/10/24), saat audiensi bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, di ruang tamu Wali Kota Mataram.
“Dengan berbagai inovasi yang telah diterapkan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram untuk mengatasi persoalan pengelolaan sampah, kita harapkan agar ketergantungan Kota Mataram terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok dapat berkurang hingga 2027, dengan target residu 0%.” Paparnya panjang lebar.
Permasalahan sampah di Kota Mataram, seperti di banyak kota besar lainnya di Indonesia, menjadi salah satu isu lingkungan yang krusial. Dengan adanya pengelolaan sampah yang terintegrasi, sesuai dengan fungsi dan tujuan dibangunnya TPST Sandubaya tersebut, diharapkan bisa menjadi salah satu solusi penting dalam menciptakan kota yang bersih dan ramah lingkungan.
Dirinya juga mengapresiasi berbagai inovasi yang telah dilakukan DLH Kota Mataram selama ini. Inovasi tersebut antara lain, Mataran Maggot Center, Program yang mengandalkan maggot untuk mengolah sampah organik. Di sisi sosialisasi dan edukasi ada program Sekolah Lisan (Lingkungan dengan Sampah Nihil), sebuah Inisiatif yang diterapkan di 30 sekolah untuk mendidik siswa tentang pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Dan program Pesona Harum (Pengelolaan Sampah Organik Andalan Hasilkan Rupiah Atasi Masalah), sebuah Program pengolahan sampah organik yang tidak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga menghasilkan pendapatan.
“Kita mengapresiasi langkah langkah yang telah diambil oleh DLH Kota Mataram. Kami juga berharap dukungan dari masyarakat yang juga sangat diperlukan agar pengelolaan sampah di Kota Mataram bisa berjalan dengan optimal dan berkelanjutan.”pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, kepala Dinas DLH Kota Mataram, H Nizar Denny Cahyadi, juga menjelaskan, saat ini DLH Kota Mataram juga masih menangani persoalan limbah Rumah Potong Hewan (RPH) yang dimana limbah ini seringkali dibuang ke selokan, yang menyebabkan penurunan kualitas air. Sebagai solusi, DLH Kota Mataram berencana membangun Biodegister untuk mengelola limbah RPH menjadi biogas.
“Kedepannya limbah RPH akan dikelola secara lebih terorganisir. Pembangunan Biodegister ini direncanakan akan dibangun di Kelurahan Ampenan Utara, dan diharapkan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.”terangnya menjelaskan.(TK-DISKOMINFO)